Aspek-aspek stres menurut Sarafino (1994) ada dua, yaitu:
- Aspek Biologis
Aspek biologis dari stres berupa gejala fisik. Gejala fisik dari stres yang dialami individu antara lain: sakit kepala, gangguan tidur, gangguan pencernaan, gangguan makan, gangguan kulit, dan produksi keringat yang berlebihan.
- Aspek Psikologis
Aspek psikologis stres berupa gejala psikis. Gejala psikis dari stres antara lain:
1) Gejala kognisi
Kondisi stres dapat mengganggu proses pikir individu. Individu yang mengalami stres cenderung mengalami gangguan daya ingat, perhatian, dan konsentrasi.
2) Gejala emosi
Kondisi stres dapat mengganggu kestabilan emosi individu. Individu yang mengalami stres akan menunjukkan gejala mudah marah, kecemasan yang berlebihan terhadap segala sesuatu, merasa sedih, dan depresi.
3) Gejala tingkah laku
Kondisi stres dapat mempengaruhi tingkah laku sehari-hari yang cenderung negatif sehingga menimbulkan masalah dalam hubungan interpersonal.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek stres meliputi aspek biologis dan aspek psikologis. Menurut peneliti, penjelasan mengenai aspek-aspek belum lengkap, sehingga peneliti menambahkan gejala-gejala stres. Gejala adalah penampakan dari suatu sikap atau perasaan.
Menurut para ahli (Hariandja, 2002) gejala stres dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:
- Gejala fisik
Perubahan-perubahan yang terjadi pada metabolisme organ tubuh seperti denyut jantung yang meningkat, tekanan darah yang meningkat, sakit kepala, dan sakit perut yang bisa dialami serta harus diwaspadai.
- Gejala psikologis
Perubahan-perubahan sikap yang terjadi seperti ketegangan, kegelisahan, ketidaktenangan, kebosanan, cepat marah, dan lain-lain.
- Gejala keprilakuan
Perubahan-perubahan atau situasi yang ditandai dengan produktivitas seseorang menurun, absensi meningkat, kebiasaan makan berubah, merokok bertambah, banyak minum-minuman keras, tidak bisa tidur, berbicara tidak tenang, dan lain-lain.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala stres meliputi gejala fisik, gejala psikologis, dan gejala keprilakuan. Menurut peneliti, penjelasan mengenai gejala-gejala belum lengkap dan merinci, sehingga peneliti menambahkan gejala-gejala stres lainnya.
Menurut Hardjana (1994) mengenai gejala-gejala stres digolongkan menjadi beberapa kelompok berikut:
- Gejala fisik: sakit kepala, pusing, pening, tidak tidur teratur, susah tidur, bangun terlalu awal, sakit pinggang, terutama di bagian bawah, diare, radang usus besar, sulit buang air besar, sembelit, gatal-gatal pada kulit, urat tegang-tegang terutama pada leher dan bahu, terganggu pencernaannya, tekanan darah tinggi, serangan jantung, keringat berlebihan, berubah selera makan, lelah atau kehilangan daya energi, dan bertambah banyak melakukan kekeliruan atau kesalahan dalam bekerja dan hidup.
- Gejala emosional: gelisah, cemas, sedih, depresi, mudah menangis, merana jiwa atau mood berubah-ubah, mudah marah, gugup, merasa tidak aman atau rasa harga diri rendah, mudah tersinggung, gampang menyerang, dan bermusuhan.
- Gejala intelektual: susah konsentrasi, sulit membuat keputusan, mudah lupa, pikiran kacau, daya ingat menurun, melamun secara berlebihan, pikiran dipenuhi oleh satu pikiran saja, kehilangan rasa humor yang sehat, produktivitas atau prestasi kerja menurun, mutu kerja rendah, dan dalam kerja bertambah jumlah kekeliruan yang dibuat.
- Gejala interpersonal: kehilangan kepercayaan kepada orang lain, mudah mempersalahkan orang lain, mudah membatalkan janji atau tidak memenuhi janji, suka mencari-cari kesalahan orang lain, menyerang orang dengan kata-kata, mengambil sikap terlalu membentengi atau mempertahankan diri, dan mendiamkan orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala stres meliputi gejala fisik, gejala emosional, gejala intelektual, dan gejala interpersonal.
Berdasarkan penjelasan para ahli di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa gejala-gejala stres dapat pula disebut sebagai aspek-aspek stres. Aspek-aspek stres menghadapi ujian nasional meliputi aspek fisik, aspek emosional, aspek intelektual, dan aspek interpersonal. Aspek-aspek tersebut akan digunakan sebagai dasar penyusunan skala Stres Menghadapi Ujian Nasional.
Daftar Pustaka
Hardjana, A. M. 1994. Stres Tanpa Distres: Seni Mengolah Stres. Yogyakarta: Kanisius.
Hariandja, M. T. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.
Sarafino, E. P. 1994. Health Psychology: Biopsychosocial Interaction. New York: John & Sons Inc.
Tinggalkan komentar